Kamis, 31 Mei 2012

Memahami Ilmu Kasampurnaan

Ketahuilah  bahwa ilmu kasampurnaan itu ada 2 macam,
Pertama, diberikan melalui wahyu.
Apabila suksma manusia telah sempurna, niscaya akan sirna segala sesuatu yg dapat mengotori watak, seperti halnya sikap rakus dan impian semu. Suksma akan menghadap Sang Pencipta, merengkuh cintaNya dan berharap manfaat serta limpahan cahayaNya.
Allah akan menyambut suksma itu secara total. Tatapan Ketuhan memandanginya dan menjadikannya seperti papan. kemudian Allah akan menjadikan pena dari suskma sejati. Dan pena itu diukirkan ilmu pada papan tadi.
Suksma sejati laksana guru, suksma manusia suci ibarat sang murid. Sehingga dicapailah seluruh ilmu, dan padanya semua bentuk terukir tanpa proses belajar maupun berfikir. Dalilnya : “Dan Dialah yg mengajarkanmu apa2 yg tidak kamu ketahui” (QS. An-Nisa:213).
Ilmu para nabi lebih tinggi derajatnya dibandingkan ilmu mahluk2 yg lain. Karena ilmu tsb diperoleh langsung dari YME tanpa perantara. Kau bisa memahami dalam kisah para malaikat dg kanjeng Nabi Adam. Sepanjang usianya para malaikat terus belajar. Dan dg berbagi cara mereka berhasil mendapatkan banyak macam ilmu, sehingga mereka menjadi mahluk yg paling berilmu dan mahluk paling berpengetahuan.
Sementara itu Adam tidaklah tergolong ahli ngelmu karena ia tidak pernah belajar dan berjumpa dg seorang guru. Malaikat bangga dan dg besar hati mereka berkata:” padahal kami Senantisa bertasbih dg memuji Engkau dan mensucikan Engkau.” (QS. Al-Baqarah:30).
Kanjeng Nabi Adam kembali menuju Sang Pencipta. Lantas beberapa bagian dalam hati Kanjeng Nabi oleh Allah dikeluarkan ketika ia menghadap dan memohon pertolongan kepada Tuhan. Lalu Allah ajarkan seluruh nama2 benda. “Kemudian Dia mengemukakannya kepada para malaikat, lantas Allah berfirman: “Sebutkanlah kepadaku nama benda2 itu jika kamu memang orang2 yg benar” (QS. Al-Baqarah:31).
Ketahuilah, malaikat menjadi kerdil dihadapan Adam. Ilmu mereka menjadi terlihat sempit. Mereka tak bisa berbangga dab besar hati, justru yg ada hanya rasa tak berdaya. “Maha Suci Engkau, tidak ada yg kami ketahui selain dari apa yg Engkau ajarkan kpd kami” (QS. Al-Baqarah:32).
Maka kepada mereka Adam diberitahukan bbrp bagian ilmu dan hal2 yg masih tersembunyi. Akhirnya jelaslah bagi kaum berakal, bahwa ilmu gaib yg bersumber dari wahyu lebih kuat dan lebih sempurna dibandingkan ilmu yg diperoleh dg penglihatan langsung.
Ilmu yg diperoleh melalui wahyu merupakan warisan dari hak para nabi. Namun mulai masa Kanjeng Nabi Muhammad pintu wahyu telah ditutup oleh Allah. Sebab Muhammad adalah penutup para nabi. Dia mewakili sosok paling berilmu dan paling fasih dikalangan manusia. Allah telah mendidiknya dg budi pekertinya menjadi baik.
Ketahuilah anakku, Ilmu Rasul itu lebih sempurna, lebih mulia, dan kuat. Karena ilmu tsb diperoleh langsung dari Sang Khalik. Beliau sama sekali tidak pernah menjalankan proses belajar-mengajar insani.

Ilmu Kasampurnaan yg Kedua,
disampaikan sebagai ilham yaitu peringatan suksma sejati terhadap suksma manusia berdasarkan kadar kejernihan, penerimaan dan daya kesiapannya. Ilham boleh dikatakan mengiringi wahyu. Kalau wahyu merupakan penegasan perkara gaib, maka ilham merupakan penjelasannya. Ilmu yg diperoleh dg wahyu itulah sejatinya ilmu kenabian, sedangkan yg diperoleh dg ilham itulah sejatinya ilmu kewalian.
Ilmu kewalian diperoleh secara langsung, tanpa perantara antara suksma dan Sang Pencipta. Ilmu Kasampurnaan itu laksana secercah cahaya dari alam gaib, yang datang menerpa hati yg jernih, hampa dan lembut.
Semua ilmu merupakan produk pengetahuan yg diperoleh dari suksma sejati yg terdapat dalam inti sangkan paraning dumadi
dg menisbatkan pada RASA SEJATI, seperti penisbatan Siti Hawa kepada Kanjeng Nabi Adam.
Ketahuilah, rasa sejati lebih mulia, lebih sempurna dan lebih kuat dari disisi Allah dibandingkan suksma sejati. Sedangkan suksma sejati lebih terhormat, lebih lembut dan lebih mulia dibandingkan mahluk2 lain.
Adapun ilham itu terlahir dari melimpahnya rasa sejati dan juga terlahir dari melimpahnya pancaran sinar suksma sejati. Jika wahyu menjadi perhiasan para nabi, maka ilham menjadi perhiasan para wali. Adapun ilmu yg diperoleh dari wahyu adalah sebagaimana suksma tanpa rasa atau wali tanpa nabi. Begitu pula ilham tanpa wahyu akan menjadi lemah. Ilmu akan menjadi kuat jika dinisbatkan kepada wahyu yg bersandar pada penglihatan ruhani. Itulah ilmu para nabi dan wali
Ketahuilah, ilmu yg diperoleh dg wahyu hanya khusus bagi para rasul, seperti diberikan kepada Adam, Musa, Ibrahim, Isa, Muhammad saw dan para rasul lain. Itulah yg menbedakan antara risalah dg nurbuwwah .
Adapun nu
rbuwwah adalah perolehan hakikat dari ilmu dan rasionalitas2 oleh suksma yg suci kepada orang2 yg mengambil manfaat. Barangkali perolehan semacam itu didapat salah satu suksma, tetapi ia tidak berkewajiban menyebarkannya karena suatu alasan dan oleh sebab2 tertentu.
Ilmu kasampurnaan menjadi milik seorang nabi dan wali, sebagaimana dimilki Khidir a.s. Hal itu terdapat pd dalil: “Dan yg telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami” (QS. Al-Kahfi:65).
Ingatlah ketika khalifah Ali berujar: “Kumasukan lisanku kemulutku, hingga terbukalah dihatiku seribu pintu ilmu, yg pada setiap pintu terdapat seribu pintu yg lain”. Dan ia berkata: “Andai kuletakkan bantal dan aku duduk diatasnya, niscaya aku akan mengambil putusan hukum bagi penganut Taurat berdasarkan Taurat mereka, bagi penganut Injil berdasarkan Injil mereka, dan bagi penganut al-Quran berdasarkan al-Quran mereka”.
Derajat seperti ini tidak bisa diterima dg melalui ilmu kemanungsa semata yg hanya dari pembelajaran insani. Pastilah seseorang yg telah mencapai derajat tsb telah dikarunia ilmu kasampurnaan.
Jika Allah menghendaki kebaikan pada dirimu, Dia akan menyingkap tabir atau hijab yg menghalangi dirimu dg suksma yg menjadi papan itu. Dg demikian, sebagian rahasia dari apa2 yg tersembunyi akan ditampakan pdmu. segenap makna yg terkandung didalam rahasia tsb akan terpahat pd suksmamu. Dan suksma itupun mengungkapkan sebagaimana engkau ingin karena dikehendakiNya..
Sejatinya, kearifan bisa lahir dari ilmu kasampurnaan. Selama engkau belum mencapai derajat atau tingkatan ini, engkau tidak akan menjadi seorang arif.
Karena kearifan merupakan pemberian Hyang Widi.
Dalilnya : ” Allah menganugrahkan al-hikmah kepada siapa saja yang Dia kehendaki. Dan barang siapa yang dianugerahi al-hikmah itu, ia benar2 telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang2 yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran ” (QS. Al-Baqarah:269).
Hal itu karena orang2 yg berhasil mencapai ilmu kasampurnaan tidak perlu lagi banyak berusaha memahami ilmu secara induktif dan berpayah-payah belajar. Orang yg demikian sedikit belajar, banyak mengajar, sedikit capai, banyak istirahat.
Ketahuilah, setelah wahyu terputus dan sesudah pintu risalah ditutup, umat manusia tidak lagi membutuhkan kehadiran rasul atau utusan. Mereka tidak lagi memerlukan penampakan dakwah setelah penyempurnaan agama. Bukanlah termasuk kearifan menampakan nilai lebih tidak berdasarkan kebutuhan.
Tapi ketahuilah, pintu ilham itu tidak pernah ditutup. Pancaran cahaya suksma sejati tidak pernah terputus. Karena suksma terus membutuhkan arahan, pembaharuan dan peringatan. Umat manusia tidak memerlukan risalah dan dakwah, tetapi masih membutuhkan peringatan sebagai akibat dari tenggelamnya mereka pada rasa was-was dan terhanyut oleh gelombang syahwat.
Karena itu Allah menutup pintu wahyu sebagai pertanda bagi hamba-Nya dan membuka pintu ilham sebagai rahmat serta menyiapkan segala sesuatu menyusun tingkatan2 supaya mereka tahu bahwa Allah Maha Lembut kepada hamba2-Nya, memberikan rezeki kepada siapa saja yg dikendaki tanpa perhitungan

Rabu, 23 Mei 2012

Rahasia sholat

TEMPAT BERSERAH DIRI



“Inna
            shalaati,wanusuuki,wamahyaaya,wamamaati lillahi
   rabbil’alamin”, Sesungguhnya (segala apa yang ada pada diri ini) shalatku,ibadahku,hidupku,
   dan matiku, hanya untuk ALLAH semata.

Tempat petemuan hamba dengan Allah
 
“sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Tuhan yang menciptakan langit dan bumi  dengan cenderung kepada agama yang benar,dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan tuhan” (QS.Al An’am,6:79).

“Aku telah memilih kau.Maka dengarlah apa yang diwahyukan. Sungguh Akulah Allah ,tiada tuhan selain Aku.Maka sembahlah Aku dan dirikan Shalat untuk mengingat Aku” (QS.Thaaha 20:13-14).



“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu,dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh amat berat,kecuali bagi orang-orang yang khusuk,yaitu orang-orang yang meyakini,bahwa mereka akan menemui Tuhanya,dan bahwa mereka akan akan kembali padaNya”(QS.Al Baqarah,2:45-46)


Tempat mencapai ketetraman,kebahagiaan dan alat pemelihara sebagai khalifah dimuka bumi

“sungguh manusia diciptakan penuh kegelisahan,bila ditimpa kesusahan,suka berkeluh kesah. Tetapi jika mengalami kesenangan ,kikir bukan kepalang.Tidak demikian orang yang shalat, yang setia mengerjakan shalat”(Qs.Al Ma’aarij.70:19-23)

MEMUJI “ ALLAH”

Bismillahir-Rahmannir- Rahim
 Maha “ PENGASIH dan PENYAYANG”
Allahu Akbar
Maha “AGUNG dan BESAR”

“ BERDOA dan EVALUASI DIRI serta BERKOMONIKASI”
Al-Fatihah

“Dengan nama Allah Yang Maha pengasih lagi Maha Penyayang”
“Segala puji bagi-Mu,wahai Tuhan semesta alam”
“Yang Maha pengasih lagi Maha Penyayang”
“Wahai Penguasa Hari Pembalasan”
“Hanya kepada Engkau-lah kami mengabdi dan hanya kepada Engkau kami mohon pertolongan”
“Bimbinglah kami kejalan yang lurus”
“Jalan mereka yang telah Engkau beri nikmat, bukan jalan mereka yang telah  Engkau murkai, bukan pula jalan mereka yang sesat”

Pada saat membaca  Surat Al fatiha sebenarnya saat itu Allah langsung menjawab  setiap ayat yang dibaca, seperti dibawah ini :

*hamba Allah : al-hamdulilahi rabbil alamin,
  Allah berkata: “HambaKu memujiKu”.

* hamba Allah :ar-rahmanir rahim,
   Allah berkata: “HambaKu menyanjungKu.”

* hamba Allah : maliki yaumiddin,
   Allah berkata: “HambaKu mengagungkanKu.”

* hamba Allah: Iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’in,
   Allah berkata: “Ini antara Aku dan hambaKu dan
   hambaKu mendapatkan apa yang dimintanya”.

*hamba Allah: ihdinas siratal mustaqim, siratal
  ladhina an ‘amta alaihim ghairilmaghdubi alaihim wa lad-  
  dallin,
  Allah berkata: “Ini untuk hambaKu, dia mendapatkan
   apa yang dimintanya.”

MEMULIAKAN “ALLAH”
Subhana Rabbiy al-’Azhim
Maha  SUCI Tuhanku Yang Maha AGUNG”

MEMUJI “ ALLAH”
Sam’I Allahu liman hamidah
“Yang Maha Mendengar”


SELALU TUNDUK DAN MERASA KECIL DIHADAPAN  ALLAH
Subhana Rabbiyal A’la
“Allah yang Maha Suci dan Maha Tinggi

MEMOHON AMPUNAN DAN RAHMAD PADA
“ALLAH”
“Rabbighfirlii warhamnii Wajburnii Warfa’nii Warzuqnii Wahdini Wa’aafinii Wa’fuannii”
  Ampuni dosaku
Kasihanilah aku
Cukupkanlah & angkat derajatku
Berilah rejeki padaku
Berilah petunjuk padaku
Berilah kesehatan padaku
Berilah ampunan padaku

MEMUJI “ ALLAH” dan mengakui KeberkahaNYA
Assalamu’ alaika ayyuhan nabiyyu
“Yang Maha Damai”

Warrahmatullahi wabarakatuh
“Yang Maha Pengasih”

….innaka Hamidun Majid
“Yang Maha Terpuji”

….innaka Hamidun Majid
“Yang Maha Mulia”

MENYEBARKAN KEDAMAIAN DAN KESEJAHTARAAN
“Assalamu’ alaikum Warrahmatullahi wabarakatuh”
Semoga kedamaian dan kesejahtaraan selalu tercurah pada kamu