Minggu, 10 Juni 2012

Ilmu Keseimbangan



Apa saja yang ada di dunia ini relatif. Di bumi ini selalu ada dualisme, seperti
padhang-peteng; seneng-sengsara; sehat-sakit; hujan-panas dan lain
sebagainya. Demikianlah yang namanya kehidupan. Peteng terus itu tidak
ada. Padhang terus juga tidak ada. Seneng terus itu juga tidak ada.
Sengsara terus itupun tidak ada. Oleh karena itu, yang bertentangan itu
dibutuhkan dalam kehidupan ini. Dengan adanya panjang, kita tahu pendek;
dengan adanya sakit, kita bisa merasakan sehat. Dengan mengetahui baik,
maka kita tahu apa itu buruk.
Hujan dan panas, keduanya dibutuhkan dalam kehidupan ini. Kalau orang
tidak mau peteng dan selalu ingin yang padhang saja, apa jadinya dunia ini?
Kapan kita istirahat, kapan kita tidur? Kalau peteng terus, apa saja yang
semula tumbuh pasti mati. Sebab tidak terkena sinarnya matahari. Kalau
panas terus, bumi ini akan kering kerontang, kematian akan tersebar di
muka bumi. Kalau hujan terus, pasti terjadi banjir di mana-mana. Daratan
akan tenggelam, kelaparan melanda dunia disertai kematian umat manusia.
Dimana-mana yang ada cuma air! Apa jadinya bumi ini?
Senang dan sengsara harus diterima seperti apa adanya, karena keduaduanya
membawa manfaat dan didalamnya ada hikmah yang tersembunyi.
Janganlah kita terikat atau terbelenggu oleh senang dan susah. Jika
kesengsaraan datang, terimalah. Jika kesenangan datang, sambutlah.
Mengapa? Supaya hidup ini dapat dijalani dengan tenang.
Di manapun anda temukan kegelapan, maka terangilah. Di manapun anda
temukan kesengsaraan, maka berilah kesenangan. Janganlah berhenti
melakukan tugas itu, karena berjuta-juta yang membutuhkan cahaya terang
dan sinar kebahagiaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar