Rabu, 23 Mei 2012

Mengenal bahasa tuhan



Kualitas Jiwa kita sangat tergantung dari kemana saja "Perasaan" dan "Pikiran" kita Terikat. Tidak masalah berapa besar masalah yang Anda alami, tapi yang terpenting adalah sejauh mana kemampuan Anda untuk Tidak Terikat terhadap masalah Anda tersebut.

Allah seringkali menguji hamba-hambaNya yang mengaku beriman kepadaNya. Iman terkait erat dengan Aqidah. Aqidah artinya ikatan. Itu sebabnya orang yang beriman akan diuji sejauh mana keterikatannya kepada Allah dan segenap peraturanNya dengan cara dihadirkannya berbagai masalah kehidupan kepadanya.

Sejatinya, masalah itu dihadirkan agar kita lebih terikat lagi kepada Allah, bukan malah "asyik masyuk" terikat dengan berbagai masalah, lalu menjadikan Allah sebagai tempat menumpahkan kekesalan.

Jika masalah hadir dan lalu kita malah terikat dengan masalah tersebut, yakni perasaan dan pikiran kita menjadi seringkali terfokus kepada masalah tersebut, maka sungguh kita telah tertipu. Masalah hadir bukanlah untuk diberikan perhatian yang berlebihan, tapi masalah hadir agar kita mulai memperhatikan Allah dengan cara yang lebih baik, lalu memperhatikan kebersihan jiwa kita.

Semakin kotor jiwa kita dan semakin jauh kita dari Allah, maka semakin kuatlah MAGNET jiwa kita untuk mengikat berbagai masalah kehidupan yang negatif dari sekitar kita. Bahkan saking kuatnya, kita pun turut MENGIKAT permasalahan yang sebenarnya dijatahkan untuk orang lain. Dengan demikian, masalah kita menjadi sangat besar melebihi kapasitas kemampuan kita dikarenakan kita telah menjadi Super Magnet Negatif di Kehidupan ini.

Masalah hadir hanyalah sebagai amanah dariNya. Amanah berasal dari kata "Amuna" (Jujur) yang juga menurunkan kata "Amaanu" (Aman-Tentram), "Iimaanu" (Percaya-Yakin) dan "Mu'minu" (Orang yang Yakin). Amanah adalah Jujur, terpercaya dan mengamankan atas berbagai hal yang dititipkanNya kepada kita.

Itu sebabnya, jangan sampai kita termasuk orang-orang yang "Tidak Amanah", yakni orang-orang yang "Tidak Jujur", "Tidak Mengamankan", "Tidak Terpercaya", "Tidak Percaya", dan "Tidak Mempercayakan" ketika kita dihadapkan dengan berbagai masalah.

Kita harus yakin bahwa masalah hanyalah amanah, bukan untuk diikatkan di jiwa kita, masalah adalah masalah, kita adalah kita...
Kita harus Jujur bahwa masalah yang hadir adalah pantas untuk kita, hadir karena kita banyak dosa yang perlu dibersihkan....
Kita harus Mengamankan masalah ini, jangan sampai masalah ini tersebarluas ke lingkungan kita....
Kita harus menjadi pribadi Terpercaya, yakni Percaya bahwa kita mampu menyelesaikan masalah ini dalam kekuatanNya...
Kita pun harus Percaya bahwa Allah tidak mungkin salah mengirimkan masalah ini untuk kita...
Kita harus mempercayakan sepenuhnya masalah ini kepada Allah sebab DIA lah yang Maha Memberikan Solusi....

Sehingga, keterikatan kita kembali hanyalah kepada Allah SWT... tugas kita adalah berikhtiar dengan tetap bertawakkal... yakni berikhtiar dengan aksi yang dahsyat sebab dipondasikan atas ikatan yang kuat kepada Allah SWT... dengan demikian, semoga gelar "Al-Amin" yang disandang oleh Rosulullah Shollallahu'alaihiwasallam mulai "menitis" dalam kehidupan kita... semakin mendekati keimanan yang sempurna...

Sahabatku, kita seringkali dihidupkan dan dihadapkan dengan berbagai masalah agar kita selalu hidup dan siap menghadap dihadapanNya kelak. Dengan washilah masalah itulah yang tetap membuat kita bertahan di jalan yang benar dan bertuhan kepada Tuhan yang benar...

Lepaskan ikatan yang tidak perlu...
Dan ikatkan diri kita hanya kepada Allah SWT...

Lepaskan...
Maafkan....
Tarik nafas..... hembuskan.... lepaskan.... maafkan.....lepaskan....maafkan....
dan serahkan sepenuhnya kepada Allah SWT...
Astaghfirullaahal 'azhiim....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar